Pencetus
ide dibuatnya pesawat ulang-alik Columbia adalah para ahli NASA pada tahun
1960-an. Pada tahun 1972 baru Presiden Richard Nixon menyetujui pengembangan
pesawat tersebut dengan biasa US$ 5,2 miliar. Dari sekian banyak desain,
akhirnya NASA memilih desain yang terdiri dari 2 pesawat terbang, yaitu sebuah pesawat
pendorong (booster) berukuran Boeing 747, dan pesawat pengorbit berukuran
Boeing 707. Untuk peluncuran dalam orbit, keduanya akan digerakkan oleh roket
berbahan bakar hidrogen cair. Kemudian, dengan mesin jet biasa untuk
penerbangan di atmosfer. Namun ternyata desain ini memerlukan biaya dua kalinya
(US$ 10 milyar).
http://beautifulnaturewallpapers.blogspot.com/2012/09/gambar-pesawat-ulang-alik-pesawat-luar.html |
Akhirnya,
NASA mengganti pesawat pendorong yang kembali ke bumi dengan roket berbahan
bakar padat. Ukuran pengorbit diperkecil. Tangki bahan bakar ditaruh di luar
pesawat yang dapat dilepas sehabis dipakai. Perubahan ini mengurangi biaya
pengembangan hingga separuhnya. Tetapi biaya operasi bertambah, karena tangki
raksasa setinggi 4,74 meter harus selalu diganti, padah pesawat direncanakan
untuk 100 kali penerbangan. Pendorong berbahan bakar padat memang dapat
dipergunakan berulang kali, tetapi hanya dengan menurunkannya ke laut dengan
parasut, kemudi diperbaiki lagi. Hal ini memerlukan dua buah kapal dan
alat-alat untuk membuang air seharga US$ 1 juta. Konfigurasi akhir ini adalah membuat
pesawat itu menjadi pesawat glider yang didorong oleh roket. Kabinnya dapat
menampung 7 orang (atau 9 orang dalam keadaan darurat). Ruang barang yang
panjangnya 18,3 meter dan lebar 4,5 meter dapat untuk membawa satelit ke dalam
orbit geostasioner setinggi 36.000 km. Wadah tersebut juga dapat membawa laboratorium
angkasa Badan Ruang Angkasa Eropa (ESA) yaitu semacam bengkel ilmiah yang dapat
ditinggali seberat 11.340 kg.
0 comments:
Post a Comment